Pengembangan Perangkat Pembelajaranberbasis Pendekatan Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Untuk Memberdayakan Kemampuan Berpikir Kritis Kimia Siswa

Suryati Suryati, Husnul Hatimah

Abstract


Termokimia merupakan salah satu materi kimia SMA yang sulit dipahami oleh siswa. Hal tersebut disebabkan karena dalam materi tersebut terdapat konsep-konsep dan teori-teori serta dibutuhkan pembuktian dalam suatu percobaan. Materi termokimia merupakan materi yang tersusun dari konsep-konsep abstrak, melibatkan perhitungan matematika, dan saling berkaitan antara konsep yang satu dengan konsep yang lain. Perlu kemampuan berpikir kritis untuk membelajarkan materi termokimia ini, hal ini disebabkan materinya banyak membutuhkan praktikum. Berpikir kritis siswa ini umumnya terlihat pada saat proses praktikum  yaitu mulai dari kemampuan siswa dalam menganalisis masalah-masalah kontekstual sampai kemampuan siswa menarik kesimpulan dari suatu percobaan yang dilakukan. Sesuai dengan kurikulum 2013 kemampuan berpikir kritis siswa perlu dikembangkan dengan mengubah pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran kritis. Pembelajaran yang mampu memberdayakan kemampuan berpikir kritis siswa  melalui langkah-langkah dalam pendekatan pembelajaran Inkuiri. Di samping itu pendekatan inkuiri merupakan rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu permasalahan yang dipertanyakan. Untuk itu tujuan dari penelitian ini adalah menghasilkan perangkat pembelajaran berbasis pendekatan inkuiri terbimbing yang layak digunakan dalam kegiatan pembelajaran untuk memberdayakan kemampuan berpikir kritis kimia siswa. Pengembangan perangkat pembelajaran berbasis inkuiri terbimbing ini berupa Lembar Kegiatan Siswa (LKS) dan Buku Guru serta Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sesuai dengan Kurikulum 2013 dan instrumen tes kemampuan berpikir kritis kimia siswa. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan dengan rancangan model 4-D yang terdiri dari 4 tahap yaitu: (1) tahap define, (2) tahap design, (3) tahap develop, dan (4) tahap disseminate. Penelitian ini tidak sampai pada tahap disseminate dengan beberapa penyesuaian berdasarkan kebutuhan pengembangan. Hasil pengembangan divalidasi oleh tiga validator ahli yaitu tiga orang dosen yang mengajar pada program studi pendidikan kimia dan satu validator praktisi yaitu guru kimia serta  ujicoba kepada 10 orang siswa di SMAN 7 Mataram dengan menggunakan instrumen berupa angket. Data kuantitatif hasil validasi dianalisis dengan rumus persentase dan data kualitatif berupa tanggapan dan saran perbaikan dari validator dan siswa yang digunakan sebagai pertimbangan untuk melakukan revisi terhadap perangkat yang dikembangkan. Berdasarkan hasil validasi dari uji ahli terhadap perangkat pembelajaran hasil pengembangan berupa LKS dan Buku Guru diperoleh persentase rata-rata dari dosen  95%, dan guru kimia 95% serta ujicoba pada siswa 87%. Untuk validasi instrumen tes evaluas kemampuan berpikir kritis siswa diperoleh persentase rata-rata dari dosen  97%, dan dari guru kimia 98%. Kesimpulannya perangkat pembelajaran yang dikembangkan sangat valid dan layak untuk digunakan.


Keywords


Pengembangan Perangkat Pembelajaran, Inkuiri Terbimbing, Kemampuan Berpikir Kritis.

Full Text:

PDF

References


Corebima, A.D. (2010).Berdayakan Keterampilan BerpikirSelama Pembelajaran SainsDemi Masa Depan Kita. Makalah disampaikan dalam Seminar Nasional Sains dengan tema ”Optimalisasi Sains untuk Memberdayakan Manusia”, Universitas Negeri Surabaya, Surabaya, Surabaya, 16 Januari.

Depdiknas.(2006) .Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan untuk Tingkat Satuan Dasar dan Menengah.Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan.

Ennis, Robert. H. (1996).Critical Thinking. New York: The New York Times Company.

Ennis, Robert. (2000). An Outline of Goal for Critical Thinking Curiculum and its Assesment.(Online). (www. Criticalthinking.net), diakses tanggal 1 Januari 2013

Gabel.(2008). Chemistry in the National Science Education Standards, Second Edition.Models for Meaningful Learning in the High School Chemistry Classroom.

Good, R, Kromhout, R.A. & Melon, E.K. (1979). Piaget’s Work and Chemical Education.Journal of Chemical Education, 57 (7): 426-430.

Hake.(1998) .Interactive Engagement Method in Introductory Mechanics Course.Departement of Physics, Indiana University.Bloomingtoon.(Online).(http://www.physics.indiana.edu/sdi/TEM-2b.pdf), diakses tanggal 4 Januari 2013.

Jhonstone dan Treagust.(2003). Karakteristik Ilmu Kimia.(Online), (http://repository.upi.edu/operator/upload/s_kim_0606399_chapter1.pdf), diakses 20 Desember 2012.

Kean, E & Middlecamp, C. (1985).Panduan BelajarKimia Dasar.Jakarta: Gramedia.

Slabaugh, W.H. & Parsons, T.D. (1976) .General Chemistry.3rd Edition. New York: McGraw-Hill Book Company.

Permendikbud. (2013). Jurnal Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 70 Tahun 2013 Tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan

Permendikbud. (2013). Jurnal Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2013 Tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah

Puspitasari, D.A. & Nasrudin, H. (2012).Increasing of Critical Thinking Skills Using Inquiry Learning Model in Sub Material Solubility and Solubility Product in Grade XI RSBI Senior High School 1 Bojonegoro.Unesa Journal of Chemical Education, 1(1): 76-83.

Suyanti, R.D. (2010) .Strategi Pembelajaran Kimia. Yogyakarta: Graha Ilmu.




DOI: https://doi.org/10.33394/hjkk.v3i1.671

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.