PERAN KETERLIBATAN AYAH TERHADAP REGULASI EMOSI REMAJA

Putu Ayu Ratih Kumala Dewi, Firman Adi Nurcahyo

Abstract


Masa remaja merupakan masa pencarian jati diri. Pada masa ini seseorang rentan untuk terjerumus ke dalam tindakan yang menyimpang seperti kenakalan remaja atau kebut kebutan di jalan. Tindakan-tindakan remaja yang menyimpang dimungkinkan karena remaja kurang mampu untuk meregulasi emosi. Kemampuan meregulasi emosi remaja dimungkinkan dipengaruhi oleh keterlibatan orang tua. Ayah diduga memiliki peranan penting dalam menunjang perkembangan seorang anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap apakah keterlibatan ayah berperan terhadap regulasi emosi pada remaja. Populasi dalam penelitian ini adalah remaja berusia 15-17 tahun yang tinggal bersama kedua orang tua. Pada penelitian ini peneliti menggunakan non-probability sampling dengan teknik purposive sampling. Pengukuran dalam penelitian ini menggunakan skala regulasi emosi dan skala keterlibatan ayah. Jumlah subjek pada penelitian ini sebanyak 105 subjek. Berdasarkan hasil uji Analisis Regresi Linear didapatkan hasil bahwa terdapat peran keterlibatan ayah terhadap regulasi emosi remaja. Keterlibatan ayah dapat membantu remaja untuk mengurangi perilaku menyimpang atau negatif, agresifitas dan dapat mengurangi konflik yang terjadi pada masa remaja.


Keywords


keterlibatan ayah, regulasi emosi, remaja, kenakalan remaja, peran ayah

Full Text:

PDF

References


Azwar, S. (2015). Reliabilitas dan validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Azwar, S (2016). Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Pustaka Pelajar. Yogyakarta

Berk, L. (2005). Infants, Children, and Adolescence. America: Pearson Education, Inc.

Budirahayu, R. Y. (2019). Peran Ideal Ayah pada Identitas Diri Remaja. Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Field, A. (2018). Discovering statistics using IBM SPSS Statistics, 5th edition, London: SAGE.

Garner, P. W., & Power, T. G. (1996). Preschoolers’ emotional control in the disappointment paradigm and its relation to temperament, emotional knowledge, and family expressiveness. Child Development, 67, 1406 – 1419.

Goleman, D. (1996). Emotional Intelligence. Mengapa El Lebih Penting Daripada 1Q. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Gratz, K. L., & Roemer, L. (2004). Multidimensional assessment of emotion regulation and dysregulation: development, factor structure and initial validation of the difficulties in emotion regulation scale. Journal of Psychopathology and Behavioral Assessment, 26, 41-54.

Gross, J. J. (2002). Emotion regulation: Affective, cognitive, and social consequences. Psychophysiology, 39(3), 281–291. https://doi.org/10.1017/S0048577201393198

Gross, J. J., & John, O. P. (2003). Individual Differences in Two Emotion Regulation Processes: Implications for Affect, Relationships, and Well- Being. Journal of Personality and Social Psychology, 85(2), 348–362. https://doi.org/10.1037/0022- 3514.85.2.348

Gross, J. J., & Thompson, R. A. (2007). Emotion Regulation Conceptual Foundations. In J. J. Gross (Ed.), Handbook Of Emotion Regulation. New York: The Guilford Press.

Hair, J., Black, W., Babin, B. Y. A., Anderson, R., & Tatham, R. (2010). Multivariate Data Analysis (7th ed.). New Jersey: Pearson Prentice Hall.

Hamdi, A. S. & Bahruddin, E. (2014). Metode Penelietian Kuantitatif Aplikasi dalam Pendidikan. Yogyakarta: Deepublish.

Hawkins, A. J., Bradford, K. P., Palkovitz, R., Christiansen, S. L., Day, R. D., & Call, V. R. A. (2002). The inventory of father involvement: A pilot study of a new measure of father involvement. The Journal of Men’s Studies, 10(2), 183– 196.

Herani, I. & Jauhari, A. K., (2017). Perilaku Berkendara Agresif Para Pengguna Kendaraan Bermotor di Kota Malang. mediapsi, 3 (2), 29-38.

Hockenberry M and Wilson D. (2009). Pediatric Nursing. ISBN

Hurlock, E.B. (1992). Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta: Erlangga.

Hurlock, E.B. (2003). Psikologi Perkembangan: suatu pendekatan sepanjang rentang kehidupan. Jakarta: Erlangga.

Kamilya H, L. A., Deny, H. M., & Lestyanto, D. (2021). Studi Literatur: Mengemudi Agresif. Jurnal Riset Kesehatan Poltekkes Dekes Bandung, 13 (1), 319-331.

Kementerian Sosial. (2013). Survey Terhadap Kekerasan Anak (SKTA) tahun 2013. Jakarta: Kemensos RI.I

Lamb, M. E. (2010). How do fathers influence children's development? Let me count the ways. In M. E. Lamb (Ed.), The role of the father in child development (5th ed., pp. 1–26). John Wiley & Sons, Inc.

McBride, B. A., Schoppe S. J., and Rane T. R., (2002). “Child Characteristics, Parenting Stress, and Parental Involvement: Fathers versus mothers. Journal of marriage and family, vol 64(4), 998. Research Library.

Michele, B. (2008). Membangun Kecerdasan Moral, Tujuh Kebajikan Utama Agar Anak Bermoral Tinggi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Palkovitz, R. (2002). Involved fathering and child development: Advancing ourunderstanding of good fathering. Handbook of father involvement: Multidisicplinary perspectives. New Jersey: Lawrence ErlbaumAssociates

Pramesti, Getut. (2016). Statistika Lengkap Secara Teori dan Aplikasi dengan SPSS 23. PT. Alex Media Koputindo, Jakarta.

Pranawati, R. (2015). Kualitas Pengasuhan Anak Indonesia: Survei Nasional dan Telaah Kebijakan Pemenuhan Hak Pengasuhan Anak di Indonesia. Jakarta: Komisi Perlindungan Anak Indonesia.

Purwindarini, SS; Deliana, SM; Hendriyani, R. (2014). Pengaruh Keterlibatan Ayah dalam Pengasuhan terhadap Prestasi Anak Usia Sekolah. Developmental and Clinical Psychology, 3 (1), 59-65. Diakses melalui https://journal.unnes. ac.id/sju/index.php/dcp/article/view/4449.

Qodariah, L., & Pebriani, L. V. (2016). Recognizing Young Children's Expressive Styles of Emotions (2-6 Years Old). Proceedings of the 3Rd International Conference on Early Childhood Education (Icece 2016), 58.

Ratrioso, I. (2000). Hubungan Kualitas Puasa dengan Pengendalian Emosi Negatif pada Siswa Kelas I dan Il Aliyah Pondok Pesantren Darur Rohman Jakarta. Skripsi. Jakarta. Fakultas Psikologi Universitas Persada Indonesia Yayasan Administrasi Indonesia.

Roscoe, J. T. (1975). Fundamental research statistics for the behavioral sciences. New York: Holt, Rinehart and Winston.

Santrock, J. W. (2003). Adolescence: Perkembangan Remaja (Edisi Ke-6). Jakarta : penerbit erlangga`1

Sarwirini. (2011). Kenakalan Anak (Juvenile Deliquency): Kausalitas Dan Upaya Penanggulangannya. Jurnal Perspektif Volume XVI No. 4 Tahun 2011 Edisi September.

Septiani, D., & Nasution, I. N. (2017). Perkembangan regulasi emosi anak dilihat dari peran keterlibatan ayah dalam pengasuhan. Jurnal Psikologi Psychopolytan, 1 (1). 23 – 30.

Setyawati & Rahardjo, P. (2015). Keterlibatan ayah serta faktor-faktor yang berpengaruh dalam pengasuhan seksualitas sebagai upaya pencegahan perilaku seks pranikah remaja di Purwokerto. Proceeding Seminar LPPM UMP, 2.

Shiddiqiyah. (2021). Hubungan antara Regulasi Emosi dengan Perilaku Altruisme Santri Pondok Pesantren Al-Arghob Hidayatus Salafiyah Pasuruan. Malang: Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.

Silaen, S., & Heriyanto, Y. (2013). Pengantar Statistik Sosial. Jakarta: IN Media.

Sugiyono. (2019). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif R&D. Bandung: Alfabeta.

Watson dan Greer. (1983). Development of Quesionnare Measure of Emotional Control. Journal of Psychosomatic Research. England.

Widuri, E. L. (2012). Regulasi Emosi dan Resiliensi pada Mahasiswa Tahun Pertama. Humanitas, 9 (2), 148-156.




DOI: https://doi.org/10.33394/realita.v10i1.13364

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Lisensi Creative Commons
Ciptaan disebarluaskan di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi 4.0 Internasional.

Web Analytics