STRATEGI GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENCEGAH RADIKALISME SEBAGAI AKAR TERORISME DI LINGKUNGAN PENDIDIKAN

Authors

  • Hasna Azzahiyah Suherman Bimbingan dan Konseling, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung, Jawa Barat, Indonesia, Indonesia
  • Wafa Nurul Fauziah Bimbingan dan Konseling, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung, Jawa Barat, Indonesia, Indonesia
  • Windy Lameria Simanullang Bimbingan dan Konseling, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung, Jawa Barat, Indonesia, Indonesia
  • Mamat Supriatna Bimbingan dan Konseling, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung, Jawa Barat, Indonesia, Indonesia
  • Rina Nurhudi Ramdhani Bimbingan dan Konseling, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung, Jawa Barat, Indonesia, Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.33394/realita.v10i2.17364

Abstract

Abstrak. Radikalisme sebagai akar dari terorisme menjadi ancaman serius bagi dunia pendidikan karena menyasar generasi muda yang masih berada dalam proses pencarian identitas. Fenomena ini menimbulkan urgensi bagi sekolah untuk menjadi benteng utama dalam pencegahan penyebaran ideologi radikal. Guru Bimbingan dan Konseling (BK) memiliki peran strategis dalam memberikan layanan yang menanamkan nilai toleransi, keberagaman, serta keterampilan hidup yang positif kepada siswa. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis strategi guru BK dalam mencegah radikalisme di lingkungan pendidikan melalui pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Data diperoleh melalui wawancara mendalam dengan guru BK dan observasi langsung terkait praktik pencegahan radikalisme di sekolah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa radikalisme dipahami sebagai pemikiran yang berakar pada intoleransi, berkembang menjadi sikap eksklusif, dan bermuara pada potensi tindakan kekerasan. Guru BK mengidentifikasi karakteristik siswa yang terpapar paham radikal melalui kecenderungan keyakinan ekstrem, intoleransi terhadap perbedaan, serta pengaruh faktor keluarga dan lingkungan. Strategi yang diterapkan meliputi deteksi dini melalui asesmen non tes, layanan bimbingan klasikal berbasis nilai toleransi, penguatan kapasitas siswa melalui informasi dan diskusi lintas kelas, serta layanan konseling individu yang menanamkan pemahaman agama dan nilai kebangsaan secara moderat. Kendala yang dihadapi antara lain keterbatasan pengetahuan guru BK, resistensi siswa terhadap layanan konseling, minimnya dukungan keluarga, serta pengaruh negatif media sosial dan lingkungan. Penelitian ini menegaskan bahwa pencegahan radikalisme di sekolah memerlukan sinergi antara guru BK, keluarga, dan masyarakat agar tercipta lingkungan pendidikan yang aman, toleran, dan tangguh terhadap ancaman ideologi radikal.

Kata Kunci: Radikalisme, Terorisme, Guru Bimbingan dan Konseling

 

Abstract. Radicalism as the root of terrorism poses a serious threat to the educational environment since it primarily targets young generations who are still in the process of identity formation. This phenomenon highlights the urgency for schools to serve as the primary defense in preventing the spread of radical ideologies. Guidance and Counseling (GC) teachers hold a strategic role in providing services that instill tolerance, diversity, and positive life skills in students. This study aims to analyze the strategies implemented by GC teachers in preventing radicalism in educational settings using a qualitative approach with a descriptive method. Data were collected through in-depth interviews with GC teachers and direct observations of radicalism prevention practices in schools. The findings reveal that radicalism is understood as a mindset rooted in intolerance, developing into exclusive attitudes, and potentially culminating in violent actions. GC teachers identified students exposed to radical ideologies through tendencies such as extreme beliefs, intolerance toward differences, and the influence of family and environmental factors. The strategies applied include early detection through non-test assessments, classical guidance services emphasizing tolerance values, student capacity strengthening through information sharing and inter-class discussions, and individual counseling services that instill moderate religious and national values. The challenges faced involve limited teacher knowledge, student resistance to counseling services, lack of family support, and the negative influence of social media and peer environments. The conclusion of this study emphasizes that preventing radicalism in schools requires synergy among GC teachers, families, and communities to create a safe, tolerant, and resilient educational environment against radical ideologies.

Key Words: Radicalism, Terrorism, Guidance and Counseling Teachers

Downloads

Published

08-10-2025

How to Cite

Suherman, H. A., Fauziah, W. N., Simanullang, W. L., Supriatna, M., & Ramdhani, R. N. (2025). STRATEGI GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENCEGAH RADIKALISME SEBAGAI AKAR TERORISME DI LINGKUNGAN PENDIDIKAN. Realita : Jurnal Bimbingan Dan Konseling, 10(2), 2881–2889. https://doi.org/10.33394/realita.v10i2.17364

Citation Check