KEBAHAGIAAN ANAK DENGAN ORANG TUA YANG BERCERAI
Abstract
Penelitian ini merupakan sebuah penelitian kualitatif fenomenologis
dengan 3 partisipan, yaitu terdiri dari 2 laki-laki dan 1 orang perempuan dari orang
tua bercerai. Penelitian ini dilakukan berdasarkan keingintahuan terhadap makna
kebahagiaan dilihat dari sudut pandang anak dengan orang tua yang bercerai.
Kebahagiaan merupakan salah satu bentuk emosi positif yang didambakan oleh
setiap manusia. beberapa hasil penelitian mengungkapkan bahwa kebahagiaan
manusia dapat disebabkan oleh pernikahan. Akan tetapi, jika mengacu pada
fenomena yang ada, kususnya pada masyarakat lombok yang dapat dikatakan “kawin
cerai adalah tradisi masyarakat ini, dengan fenomena yang terjadi dapat disimpulkan
bahwa pernikahan tidak selalu dapat membawa kebahagiaan, bahkan dapat berujung
pada perceraian. Selain itu, terdapat beberapa dampak negatif dari perceraian
berdasakan beberapa hasil penelitian yaitu perceraian pada umumnya akan
melahirkan stres akibat perceraian yang akan berdampak pada pasangan dan pada
anak. Namun, anak akan menggambarkan kebahagiaan denngan adanya kedekatan
dengan teman sebagai sumber kebahagiaan yang utama, kemudian relasi dengan
anggota keluarga dan adanya kebebasan setelah perceraian orang tua. Dalam
penelitian ini dukungan materi tidak ditemukan sebagai sumberkebahagiaan anak
dengan orang tua bercerai.
Kata kunci: Kebahagiaan, Perceraian
Full Text:
PDFReferences
Argyle, M. (2010). The psychology of
happiness. London: Routledge.
Cheng, H., & Furnham, A. (2000).
Atributional style & personality
as predictors of happiness &
mental health. Journal of
Happiness Studies, 2, 307-327.
Crossley, A., & Langdridge, D. (2005).
Perceived sources of happiness:
A network analysis. Journal of
Happiness Studies, 6, 107-135.
Diener, E. (2009). The science of wellbeing.
The collected works of
ed diener. Springer: New York.
Heady, B. (2008).Life goals matter to
happiness : A revision of setpoint
theory. Social Indicator
Research, 86, 213-231.
Honkanen, H.K., Honkanen, R.,
Koskenvuo, M., & Kaprio, J.
(2003). Self-reported happiness
in life and suicide in ensuing 20
years. Social Psychiatry
Epidemiology 38, 244-248.
O’Brien, M., & Bahadur, M. A. (1998).
Marital aggression, mother’s
problem solving behavior with
children, and children’s
emotional and behavioral
problem. Journal of Social and
Clinical Psychology, 17, 249-
Poerwandari, E. K. (2005). Pendekatan
kualitatif untuk penelitian
perilaku manusia Edisi revisi.
Lembaga pengembangan
sarana pengukuran dan
pendidikan psikologi. Jakarta:
Fakultas Psikologi UI.
Snyder, C. R., & lopez, S. J. (2007).
Positive psychology. The
scientific and practical
explorations of human
strengths. California: Sage
Publication.
Sun, y.2001 familiy enviorment and
adolescent’s marital disruption;
Alongitudinal Analysis.
Journal of marriage and
family, 65 August 2001, 697-
Walgito, B. (2002). Pengantar Psikologi
Umum.Yogjakarta: ANDI.
Yin. R. K. (2003), Studi kasus. Desain
dan metode. Jakarta: Raja Grasindo
Persada.
http://www.suararevolusi.com/2015/01/angk
a-perceraian-diloteng-tinggi.html
DOI: https://doi.org/10.33394/vis.v2i1.698
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2018 Jurnal Visionary : Penelitian dan Pengembangan dibidang Administrasi Pendidikan
This Journal has been Indexed by:
Jurnal Visionary : Penelitian Dan Pengembangan Di Bidang Administrasi Pendidikan
ISSN: 2656-7653 (online) / 2503-4669 (Print)
Published by: Prodi Administrasi Pendidikan, Universitas Pendidikan Mandalika
Email: [email protected]
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.