Synergy of ASN Ber-AKHLAK Work Culture and Work Environment as Determinants of Buddhist Education Teachers’ Performance

Abstract

This study to aims to analyze the influence of moral-based civil servant work culture and work environment on the performance of Buddhist Education teachers in the Special Capital Region of Jakarta. The research employed a quantitative approach using multiple linear regression analysis with SPSS version 27. The findings revealed that work culture and work environment significantly influenced teacher performance, with significance values of 0.001 and 0.000, respectively, and a coefficient of determination of 65.8%. This indicates that variations in teacher performance can be explained by these two variables, while the remaining 34.2% are affected by other factors not examined in this study. The results highlight the importance of a work culture rooted in integrity, discipline, and morality, combined with a supportive and harmonious work environment, in enhancing teacher performance. The study is limited to Buddhist Education teachers in Jakarta. Future research is recommended to expand the scope across regions, include additional variables, and apply mixed-methods approaches. The impact of this study lies in its contribution to strengthening policies and managerial practices in schools that foster the ASN Ber-AKHLAK work culture and create a conducive work environment, thereby ensuring sustainable improvements in educational quality.

Keywords: Work Culture, Work Environment, Teacher Performance, ASN Ber-Akhlak, Buddhist Education

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh budaya kerja Aparatur Sipil Negara (ASN) yang berlandaskan moral serta lingkungan kerja terhadap kinerja guru Pendidikan Agama Buddha di Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Metode yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif dengan analisis regresi linier berganda melalui aplikasi SPSS versi 27. Temuan penelitian mengindikasikan bahwa budaya kerja dan lingkungan kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja guru dengan nilai signifikansi 0,001 dan 0,000, serta koefisien determinasi sebesar 65,8%. Hal ini menunjukkan bahwa variasi kinerja guru dapat dijelaskan oleh kedua variabel tersebut, sementara 34,2% dipengaruhi oleh faktor lain di luar penelitian ini. Hasil penelitian menegaskan pentingnya budaya kerja berbasis integritas, disiplin, dan moralitas yang dipadukan dengan lingkungan kerja yang harmonis dalam meningkatkan kinerja guru. Keterbatasan penelitian ini terletak pada lingkup sampel yang hanya mencakup guru Pendidikan Agama Buddha di Jakarta. Penelitian berikutnya disarankan memperluas wilayah kajian, menambahkan variabel relevan, dan menggunakan metode campuran. Implikasi hasil penelitian ini adalah perlunya penguatan kebijakan dan praktik manajerial di sekolah untuk menumbuhkan budaya kerja ASN Ber-AKHLAK dan menciptakan lingkungan kerja yang kondusif, sehingga kualitas pendidikan dapat meningkat secara berkelanjutan.

Kata Kunci: Budaya Kerja, Lingkungan Kerja, Kinerja Guru, ASN Ber-Akhlak, Pendidikan Buddha