PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PENGELOLAAN HUTAN KEMASYARAKATAN LEMBAH SEMPAGER PADA BLOK 3 DESA GUNUNG MALANG KECAMATAN PRINGGABAYA KABUPATEN LOMBOK TIMUR

Risma Ayu Andini, L L Suhirsan Masrilurrahman

Abstract


Persepsi merupakan proses untuk memahami lingkungan yang meliputi objek dan simbol. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui  persepsi masyarakat terhadap pengelolaan hutan kemasyarakatan (Hkm) Lembah Sempager pada blok 3. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode random sampling. Data primer di dapatkan melalui teknik observasi, kuisoner, wawancara dan dokumentasi dengan menggunakan kuisioner 20 orang. Dalam penelitian ini data dianalisis menggunakan skala likert. Pengukuran komponen penilaian pada skala likert yaitu mencakup rentang nilai 5 di artikan sangat setuju, rentang nilai 4 ≤ 4,5 diartikan setuju, rentang 3  ≤ 3,5  ragu-ragu, rentang 2 ≤ 2,5 diartikan tidak setuju, dan rentang 1 diartikan sangat tidak setuju. Berdasarkan hasil penelitian mengenai persepsi masyarakat terhadap pengelolaan hutan kemasyarakatan lembah sempager pada blok 3 yaitu mengenai persepsi masyarakat terhadap perencanaan HKm mendapatkan nilai akhir yaitu (4,5), persepsi masyarakat terhadap pengorganisasian HKm mendapatkan nilai akhir yaitu (4,4), persepsi masyarakat terhadap pelaksanaan HKm mendapatkan nilai akhir yaitu (4,6) dan persepsi masyarakat terhadap pengawasan HKm mendapatkan nilai akhir yaitu (4,4). Dalam hal ini masyarakat pada blok 3 mendapatkan dampak yang baik terutama dari segi ekonomi.


Full Text:

PDF

References


Aji GB, Suryanto J, Yulianti R, Wiranti A, Abdurrahim AY, Miranda TI. 2014. Strategi pengurangan kemiskinan di desa-desa sekitar hutan. Pengembangan model PHBM dan HKm. Laporan Penelitian. Pusat Penelitian Kependudukan. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, jakarta.

Arief, A. 2001. Hutan dan Kehutanan. Penerbit Kanisius, Jakarta.

Awang SA. 2004. Dekonstruksi sosial forestry: Reposisi masyarakat dan keadilan lingkungan. BIGRAF Publishing, Yogyakarta.

Awang SA. 2006. Sosiologi pengetahuan deforestasi. Konstruksi sosial dan perlawanan. Debut Press, Yogyakarta.

Chaplin, J. P. 2008. Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: Rajagrafindo persada.

Coe, R., Sinclair, F. L., Barrios, E. 2014. Scaling up agroforestry requires a reserch ‘in’ rather than ‘for’ development paradigm. Current Opinion in Sustainability. 6:73-77.

Dewi, I.N., Andayani, W., Dan Suryanto, P. 2018. Karakteristik petani dan kontribusi hutan kemasyarakatan (HKm) terhadapt pendapatan petani di Kulon Progo. Jurnal Ilmu Kehutanan, 12 (1):89-98.

Djamhuri, TL,. 2008. Communyti participation in a social forestry program in central java, Indonesia: The efeect of incentive structure and social capital. Aagroforestry Systems 74: 83-96.

Ekawati S, Budiningsih K, Sylviani, Suryandari E, Hakim I. 2015. Kajian tinjauan kritis pengelolaan hutan di pulau jawa. Policy Brief. Vol 9, No. 1 Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial, Ekonomi, Kebijakan dan Perubahan Iklim, Bogor.

Gibson, Et Al, 2013. Organisasi dan Manajemen, Edisi ke empat, Jakarta: Erlangga

Hardjasoematri, 1985.Masyarakat Sekitar Hutan Adalah Masyarakat Yang Tnggal Disekitar Hutan.http://www.id.com/pengertian masyarakat.com. (Diaskes 4 maret 2015).

Kartono dan Gulo,1987. Kamus Psikologi. Bandung: Pionir Jaya..

Hasibuan, S. P. M. 2009. Manajemen Dasar Pengertian dan Masalah. Buku. Bumi. Aksara. Jakarta. 262 hlm.

Musadun, 2000., Adrianto 2006. “Persepsi dan Partisipasi Masyarakat Terhadap Pembangunan Prasarana Dasar Permukiman Yang Bertumpu Pada Swadaya Masyarakat di Kota Magelang” dalam Tesis Magister Teknik Pembangunan Wilayah dan Kota. Semarang: Universitas Diponogoro.

Mbow, C. Smith, P., Skole, D., Duguma, L., Bustamante, M. 2014. Achieving Mitigation and Adaptation to climate change through sustainable agroforestry practices in Africa. Current Opinion in Environmental Sustainability. 6;8-14.

Puspasari, E., Wulandari, C., Darmawan, A., Dan Banuwa, I. S. (2017). Aspek sosial ekonomi pada sistem agroforestri di areal kerja hutan kemasyarakatan (HKm) Kabupaten Lampung Barat, Povinsi Lampung. Jurnal Sylva Lestari, 5(3):95-103.

Rakhmat, jalaluddin, 2005. Psikologi Komunikasi. Cetakan Kedua puluh satu. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya.

Sepsiaji D, Fuadi F. 2004. HKm meretas jalan. Konsorsium Pengembangan Hutan Kemasyarakatan (KPHKm) Kabupaten Gunung Kidul. Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Sugihartono, dkk, 2007. Teori tentang pengertian persepsi. Yayasan Kanisius, Jakarta.

Sobur.(2014). Psikologi Umum. Bandung: Pusaka Setia.

Surachmad, Winarno. 2015. Pengantar Penelitian Ilmiah, Dasar, Metode, Teknik,.Bandung:Transito.

Wangiyana, I G. A. S. (2016). ’Molecular phylogenetic analyze of fusarium from agarwood and others fusarium with different type of nutrition based on gen its 1’. Jurnal Sangkareang Mataram, 2 (1), Pp. 1-5.

Wollenberg E, Belcher B, Sheil D, Dewi S, Moeliono M, 2004. Mengapa kawasan hutan penting bagi penanggulangan kemiskinan di Indonesia? Governance Brief. CIFOR, Bogor.

Wulandari, C., Budiono, P., Yuwono, S.B., Hernawati, S. 2014. Adoption of Agro-forestry Patterns and Crop Systems Around Register 19 Forest Park, Lampung Province, Indonesia. J. Manajemen Hutan Tropika 20 (2). 86-93.




DOI: https://doi.org/10.33394/jss.v6i1.8545

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2023 Risma Ayu Andini