STUDI POTENSI DAN RAGAM PEMANFAATAN HUTAN MANGROVE BAGI MASYARAKAT DESA GOLO SEPANG MANGGARAI BARAT

Yeni Astuti, Irna Ningsi Amalia Rachman

Abstract


Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi masyarakat dan pemanfaatan hutan mangrove di desa Golo Sepang kecamatan Boleng Kabupaten Manggarai Barat. Persepsi masyarakat tentang kondisi hutan mangrove berdasarkan hasil penilaian responden baik secara kuantitatif (potensi) maupun kualitatif (baik, tetap, buruk, bertambah, berkurang, dan sebagainya). Jenis pemanfaatan hutan mangrove yang ditabulasi berupa manfaat langsung (seperti kayu bakau, buah, daun, kuli)t dan manfaat tidak langsung (sebagai feeding ground, nursery ground, habitat satwa liar, pencegah abrasi, intrusi, serta manfaat lainnya). Dari hasil penelitian, persepsi masyarakat tentang kondisi hutan mangrove adalah luas hutan mangrove bertambah (35,71%), perkembangan hutan mangrove lebih baik (40,47%), penyebab kerusakan mangrove terbanyak adalah disebabkan oleh hama (59,52%), dampak kerusakan terbanyak adalah abrasi (71,14%) dan untuk kegiatan rehabilitasi di desa Golo Sepang berhasil (59,52%). Pemanfaatan langsung terbanyak adalah pemanfaatan kayu (41,66%) sementara untuk pemanfatan tidak langsung terbanyak adalah perlindungan terhadap abrasi (23,80%). Pemanfaatan sumberdaya hutan mangrove untuk ragam pemanfaatan bertambah (83,33%), lama pemanfaatan terbanyak adalah 5-10 tahun (71,42%) dan harapan pada hutan mangrove adalah dibiarkan utuh (59%).

Full Text:

PDF

References


Ardiansyah AN , Klimatologi Umum, Ciputat: UIN Jakarta Press, Cet.1, 2013. Asriyana dan Yuliana, Produktivitas Perairan, Jakarta: Bumi Aksara,Cet I, 2012. Arief, A.2003. Hutan Mangrove : Fungsi dan Manfaatnya. Kanisius. Yogyakarta.

Anonim, 2010. Hutan mangrove merupakan tempat siklus rantai makanan karena tersedianya unsur hara sedangkan secara ekonomis hutan mangrove menyediakan berbagai jenis tumbuhan yang dapat di gunakan untuk berbagai kebutuhan manusia, seperti kayu bakar, bahan bangunan, obat- obatan bahkan bahan baku kertas, dan lain sebagainy

BPDAS Benain Neoimina, (2006) Statistik Pembangunan. Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Benain Neoimina 2017.

BPHM Wilayah 1, (2011), Statistik Pembangunan Balai Pengelolaan Hutan Mangrove Wilayah 1, Denpasar - Bali.

BPS Kabupaten Manggarai Barat, (2010). Kabupaten Manggarai Barat dalam angka. Badan Pusat Statistik Kabupaten Manggari Barat 2011.

BPS Kabupaten Manggarai Barat, (2010). Kabupaten Manggarai Barat dalam angka. Badan Pusat Statistik Kabupaten Manggari Barat 2011

Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Sinjai. 2006. Laporan Hasil Inventarisasi dan Identifikasi Sosial Ekonomi dan Budaya Masyarakat di sekitar lokasi GN.RHC Tqhun 2005 Kabupaten Sinjai. Sinjai.

Darmadi, wahyudin dan Alexander, Struktur Komunitas Vegetasi Mangrove Berdasarkan Karakteristik Substrat Di Muara Harmin Desa Cangkring Kecamatan Cantigi Kabupaten Inramayu, Jurnal Perikanan dan Kelautan,Vol. 3, 2012.

Departemen Kehutanan, “Laporan Ahir Inventarisasi dan Identifikasi Mangrove Wilayah Balai Pengelolaan DAS Pemali Jratun.” Provinsi Jawa Tengah, 2006.

Fatchan A,Geografi Tumbuhan Dan Hewan,Yogyakarta : Penerbit Ombak,Cet.I, 2013.

Gunarto.2004. Konservasi Mangrove Sebagai Pendukung Sumber Hayati perikanan pantai.

Hatimah Ihat,Rudi Susilana, dan Nur Aedi, Penelitian Pendidikan, Bandung : UPI PRESS, Cet I, 2007.

Hidayatullah, M. dan Pujianto, E. 2014 Sturktur dan Komposisi Hutan Mangrove Di Golong Sepang Kecamatan Boleng Kabupaten Manggarai Barat.

Iwang Gumilar,Partisipasi Masyarakat PesisirDalam Pengelolaan Ekosistem Hutan Mangrove Berkelanjutan Di Kabupaten Indramayu, Jurnal Akuatika,Vol.3,2012.

Kusmana, 1997. Hutan mangrove terdapat didaerah pasang surut pantai berlumpur yang terlindungi dari gerakan gelombang dan dimana ada pasokan air tawar dan partkel-partkel sedimen yang halus melalui permukaan air.

Koentjaraningrat, Pengantar Ilmu Antropologi ,Jakarta:Rineka cipta,2013 Rahardjo, S, 2006. kondisi Hutan Mangrove di indonesia Semakin Menggenaskan

Berita Bumi, 20 Desember 2006 Jakarta.

Undang - Undang No. 41 Tentang Kehutanan Tanggal 30 September 1999 Rahmawaty, 2006. Wilayah pesisir merupakan ekosistem transisi yang di

pengaruhi daratan dan lautan, yang mencakup beberapa ekosistem, hutan mangrove

Snedaker, 1978. Hutan mangrove adalah kelompok jenis tumbuhan yang tumbuh di sepanjang garis pantai tropis sampai sub-tropis yang memiliki fungsi istimewa di suatu lingkungan yang mengandung garam dan bentuk lahan berupa pantai dengan reaksi tanah anaerob.




DOI: https://doi.org/10.33394/jss.v4i2.4873

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2022 Yeni Astuti, Irna Ningsi Amalia Rachman