PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP TINGKAT KENYAMANAN TAMAN KOTA DI WILAYAH MATARAM

Diah Permata Sari, Kornelia Webliana B

Abstract


Taman Kota merupakan  salah satu jenis Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang ditata untuk menciptakan keindahan, kenyamanan, keamanan, dan kesehatan bagi penggunanya. Kota Mataram merupakan ibu kota Provinsi Nusa Tenggara Barat memiliki beberapa taman kota yang diharapkan dapat mengatasi berbagai macam permasalahan lingkungan seperti pencemaran udara, panas, debu, menjadi pengendali iklim mikro, upaya konservasi tanah dan air di perkotaan, dan berfungsi sebagai tempat aktivitas wisata dan olahraga. Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengkaji persepsi masyarakat terhadap kenyamanan dalam melaksanakan aktivitas pada beberapa Taman Kota dengan fungsi wisata dan olahraga di Kota Mataram. Lokasi penelitian difokuskan pada Taman Udayana, Taman Sangkareang, Taman Mayura dan Taman Selagalas dengan metode penentuan lokasi menggunakan purposive sampling, dan penentuan responden menggunakan Insidental Sampling dengan unit analisis masyarakat atau pengunjung di wilayah Taman Kota. Teknik wawancara menggunkan instrument kuesioner yang merujuk pada parameter yang meliputi kondisi vegetasi, fasilitas pendukung, keterwadahan aktivitas pengunjung, kemampuan dalam menetralisir suhu panas, tingkat kenyamanan, kemampuan dalam meredam angin, radiasi matahari dan polusi. Hasil penelitian menunjukkan persepsi tertinggi dalam hal kenyamanan kota yaitu pada Taman Mayura dengan nilai 98%, kemudian Taman Selagalas yaitu sejumlah 90,5%, kenyamanan sedang pada Taman Udayana yaitu 76,375% dan yang paling rendah pada Taman Sangkareang yaitu 57,25%. Tingginya nilai kenyamanan pada Taman Mayura disebabkan kebersihan, kelengkapan fasilitas yang terjaga dengan baik, penataan vegetasi yang rapi serta keunikan taman sebagai salah satu peninggalan Kerajaan Bali. Tingkat kenyamanan di Taman Sangkareang dinilai paling rendah dapat disebabkan oleh kurangnya fasilitas pendukung dan suhu panas yang dirasakan oleh responden jika berada di tengah taman, kenyamanan termal hanya dapat dirasakan di sekeliling taman yang masih terdapat banyak vegetasi.

Full Text:

PDF

References


Fandeli, C dan Muhammad. 2009. Prinsip –

Prinsip Dasar Mengkonservasi Lanskap.

Yogyakarta : Gadjah Mada University

Press.190p.

Lakitan, B. 1994. Dasar-Dasar Klimatologi.

Jakarta : Raja Grafindo Persada. 173p.

Oktafillah, A. F., Fajriani, S., & Ariffin.

(2018). Dampak Ruang Terbuka Hijau

terhadap Perubahan Lingkungan Mikro

dan Kenyamanan Lingkungan. Produksi

Tanaman, 6(6), 1103–1109.

Pauwah, Y., Kumurur, V. A., Sela, R. L. E., &

Rogi, O. H. A. (2013). Persepsi dan

Preferensi Pengunjung terhadap Kawasan

Wisata Pantai Malalayang. Jurnal

Arsitektur Sabua, 5(1), 16–27.

[Pemerintah RI] Pemerintah Republik Indonesia.

(2007). Peraturan Menteri Dalam Negeri

Nomor 1 Tahun 2007 tentang Penataan

Ruang Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan.

[Pemerintah RI] Pemerintah Republik

Indonesia. (2007).Undang- Undang Nomor

Tahun 2007 tentang Penataan Ruang.

Setiawan, T., Sintaningrum, & Mirandia, D.

(2018). Persepsi Publik pada Pengelolaan Taman Kota di Kota Bandung. Wacana Kerja, 20(1), 1–18.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif,

Kualitatif dan R&D. Bandung: Afabeta

Sulistyana, M. I. C. D. (2016). Kenyamanan

Hutan Kota Linara Berbasis Kerapatan

Vegetasi, Iklim Mikro dan Persepsi

Masyarakat di Kota Metro Provinsi

Lampung. Universitas Lampung.




DOI: https://doi.org/10.33394/jss.v2i2.3658

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2019 Diah Permata Sari, Kornelia Webliana B