POTENSI JENIS-JENIS POHON INANG KUTU LAK (Laccifer lacca.Kerr) DI KAWASAN PULAU LOMBOK

Febriana Tri Wulandari

Abstract


Beberapa negara penghasil lak juga memilliki tanaman inang yang berbeda selain kesambi yang berpotensi sebagai inang kutu lak. Misalnya saja India tanaman inang yang baik adalah Butea monosperma (Ploso) dan Zizypus mauritana, dan Thailand menggunakan tanaman jenis Samanea saman yang paling baik untuk inang kutu lak (Green, 1995). Di Sumba timur jenis pohon yang baik untuk inang kutu lak adalah kesambi, bidara, dan beringin (Rochayah dkk, 2012). Berdasarkan hal ini maka sangat menarik untuk dikaji inang alternatif selain kesambi yang dapat menghasilkan lak baik secara kuantitas maupun kualitasnya tinggi yang khas untuk Pulau Lombok. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui jenisjenis pohon inang selain kesambi yang membentuk lak. Metode yang digunakan metode deskriptif. Percobaan akan dilakukan di daerah basis penanaman kesambi yakni di desa Sugian seluas 35 ha dan desa Ledangbatu seluas 150 ha di kecamatan Sambelia Kabupaten Lombok Timur. Luas areal contoh yang diambil di desa Sugian seluas 1,5 ha dan di desa Lendangbatu seluas 7,5 ha (5% dari luas areal penanaman kesambi). Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa terdapat empat jenis pohon yang dapat menjadi inang kutu lak selain pohon kesambi  yaitu : pohon mangga, pohon sengon, pohon sonokeling dan pohon ara.

Full Text:

PDF

References


Asep, MD dan Intari, SE., 1995. Jenis Pohon

Inang Alternatif Kutu Lak di BKPH Taman

dan Sukapura KPH Probolinggo Jawa Timur. Majalah Duta Rimba, XX(185-186): 15-20 Perum Perhutani. Jakarta.

Bambang Wiyono, 2002, Pengusahaan Lak

Cabang di Indonesia, Buletin Penelitian dan

Pengembangan Kehutanan Vol 3 No.1

Tahun 2002: 95-107

Herawati,T, 2005. Kondisi Pengelolaan di

Indonesia dan Peluang Pengembangannya

di Nusa Tenggara Timur.

Iqbal,M., 1993. International Trade in Non

Wood Forest Product: on Review FAO.

Working Paper No. 11 tahun 1993.

Kasmudjo, 2007. Hasil Hutan Non Kayu, Diktat.

Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah

Mada, Yogyakarta.

Kurnaedi, R. dan M. Widnyana, 2003.

Pengusahaan Steacklac dan Budidaya Kutu

Lak. Buletin Penelitian Kehutanan 643: 2532.

Perhutani Unit II Jawa Timur. 2004. Buku Saku

: Pengelolaan Tanaman Inang Kesambi dan

Kultur Lak dan Pengelolaan Lak Cabang

Menjadi Seedlak. Probolinggo : KPH

Probolinggo Perum Perhutani Unit II Jawa

Timur.

Radijanto, SBI., 1979. Model untuk penaksiran

Lak pada Tanaman Inang Kesambi.

Majalah Duta Rimba Nomor 31/V/1979. Pp

: 13-23

Rochayah S.D.M., dan Koeslulat, 2005.

Budidaya kutu lak untuk mensejahterakan

masyarakat, Nusa Tenggara Timur.

Siti Rochayah DM, Saptadi D, Ermi Erene, M.

Widyana, 2012. Pengembangan Budidaya

Lak untuk Meningkatkan Kesejahteraan

Masyarakat.

Wulandari FTW, 2010. Pelatihan Pasca Panen

Lak didesa Sugian Kecamatan Sambelia

Kabupaten Lombok Timur. Kerjasaman

Faperta UNRAM dengan Dinas Kehutanan

NTB.

Wulandari, FTW., dan NML.Ernawati, 2011.

Deskripsi nilai ekonomi kutu lak dengan

teknologi pascapanen di desa Sugian

Kecamatan sambelia kabupaten lombok

timur. Makalah seminar ASEAN Fakultas

Pertanian Universitas Mataram.

Wulandari, FTW., dan NML.Ernawati, 2011.

Strategi peningkatan pasca panen lak didesa

Sugian Kecamatan Sambelia Kabupaten

Lombok Timur. Makalah Poster Litbang

Bogor.

Wulandari , 2012. Gambaran sistem kultur kutu

lak dan pasca panen lak serta manfaatnya bagi industri, jurnal Media Bina Ilmiah, Mataram.




DOI: https://doi.org/10.33394/jss.v2i1.3645

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2019 Febriana Tri Wulandari