STRUKTUR DAN KOMPOSISI VEGETASI DI KAWASAN HUTAN RAKYAT DUSUN MURPAYUNG DESA SIGAR PENJALIN KABUPATEN LOMBOK UTARA

I Wayan Sumantra, Raden Roro Narwastu Dwi Rita

Abstract


Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu mengetahui Indeks Nilai Penting (INP) dan Indeks Keanekaragaman Jenis (H’) vegetasi di kawasan Hutan Rakyat pada Kelompok Tani Hutan Beriuk Patuh Dusun Murpayung Desa Sigar Penjalin Kecamatan Tanjung Kabupaten Lombok Utara. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif, dengan pengambilan data menggunakan metode Garis berpetak yang merupakan modifikasi dari petak ganda atau cara jalur. Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa untuk tingkat pohon dengan jumlah vegetasi yang ditemukan sebanyak 58 jenis, INP tertinggi berturut-turut adalah Kelapa 49,18%, Mente 30,78%, Ulam 20,65%,Udu/Kalimuru 19,13%, dan Gmelina 16,14%. Pada tingkat tiang terdapat 45 jenis dengan INP tertinggi Gmelina 114,15%, Mente 38,00%, Ulam 17,40%,Pinang 12,63%, dan Mahoni 11,18%. Untuk tingkat pancang ditemukan 41 jenis dengan INP tertinggi adalah Gmelina 72,0%, Mahoni 24,3%, Ulam 17,3%, Mangga Hutan 13,8%, dan Mente 8,7%. Dan untuk tingkat semai ditemukan 40 jenis dengan INP tertinggi berturut-turut adalah Ulam 47,8%, Gmelina 21,2%, Mangga Hutan 18,0%, Putat 11,7%, dan Kumbi 10,6%. Sedangkan untuk nilai Indeks Keanekaragaman Jenis (H’) untuk tingkat pohon adalah 3,16 yang berarti tinggi yang menunjukkan bahwa ekosistem di kawasan Hutan Rakyat tersebut adalah baik. Untuk tingkat tiang H’ adalah 2,275, tingkat pancang H’ 2,094, dan tingkat semai H’ 2,692, yang berarti bahwa keanekaragaman jenis pada masing-masing tingkat tersebut adalah sedang.

Full Text:

PDF

References


Anonim. 1997. Ensiklopedi Kehutanan

Indonesia. Badan Penelitian dan

Pengembangan Kehutanan. Departemen

Kehutanan. Jakarta.

Anonim. 2013. Dinas Pertanian Perkebunan

Kehutanan Kelautan dan Perikanan.

Laporan Tahunan Bidang

Kehutanan.2013.KLU.

Awang S.A. dkk, 2001. Gurat Hutan Rakyat di

Kapur Selatan. Pustaka Kehutanan

Masyarakat. CV. Debut Press. Yogyakarta.

Awang S.A. dkk, 2002. Hutan Rakyat, Sosial

Ekonomi, dan Pemasaran. Yogyakarta :

BPFE.

Indriyanto. 2008. Ekologi Hutan. Buku. Bumi

Aksara. Jakrta. 210 p.

Jaffar, E.R., 1993. Pola Pengembangan Hutan

Rakyat sebagai Upaya Peningkatan Luasan

Hutan dan Peningkatan Pendapatan

Masyarakat di Propinsi DIY. Makalah

Pertemuan Persaki Propinsi DIY 17 Juli

Yogyakarta.

Latifah, S. 2005. Analisis Vegetasi Hutan Alam.

USU Reository, Sumatera Utara.

Nazir. 1983. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia

Indonesia.

Odum, E.P. 1993. Dasar-dasar Ekologi. Buku.

Penerjemah: T. Samingan. Gadjah Mada

University Press. Yogyakarta. 679 p.

Odum, E.P. 1996. Dasar-dasar ekologi (T.

Samingan. Terjemahan). Yogyakarta:

Gadjah Mada University Press.

Pemerintah Republik Indonesia. 1999. Undangundang

Nomor 41 Tentang Kehutanan.

Jakarta.

Rahadjanto. 2001. Ekology Tumbuhan. UMM

Press. Malang.

Rohman, Fatchur dan I Wayan Sumberartha.

Petunjuk Praktikum Ekologi

Tumbuhan. Malang: JICA.

Smith, R.I. 1997. Element of ecology. New York

: Harper dan Row. Publisher.

Soerianegara, I dan Indrawan A. 1982. Ekologi

Hutan Indonesia. Bogor : Departemen

Manajemen Hutan, Fakultas Kehutanan

IPB.

Soerianegara, I dan Andry Indrawan. 2005.

Ekologi Hutan Indonesia. Fakultas

Kehutanan Institut Pertanian Bogor.

Spurr, Stephen H. 1973. Forest Ecology. Ronald

Press Co. New York.

Sutisna, U. 1981. Komposisi jenis hutan bekas

tebangan di Batulicin, Kalimantan Selatan.

Deskripsi dan analisis (Laporan 328).

Bogor. Balai Penelitian Hutan.

Vickery, A. 1984. Ekologi Hutan Indonesia.

UGM Press. Yogyakarta.




DOI: https://doi.org/10.33394/jss.v1i1.3631

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2018 I Wayan Sumantra, Raden Roro Narwastu Dwi Rita