INVENTARISASI KEPADATAN POPULASI MONYET EKOR PANJANG (Macacafascicularis) DI TAMAN WISATA ALAM SURANADI KECAMATAN NARMADA KABUPATEN LOMBOK BARAT

Wahyu Nurwahid, Wahyu Yuniati Nizar

Abstract


Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perkiraan jumlah populasi dan kepadatan monyet ekor panjang (Macacafascicularis) di kawasan taman wisata alam Suranadi. Metode penelitian yang digunakan adalah Transek Jalur (Strip Transect), metode ini merupakan salah satu cara yang sering digunakan dalam pengumpulan data jenis dan jumlah individu satwa liar. Panjang dan lebar jalur yang digunakan disesuaikan dengan kondisi topografi dan kerapatan tegakan dilokasi pengamatan. Data dicatat dari perjumpaan langsung dengan satwa mamalia yang berada dalam lebar jalur pengamatan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa perkiraan jumlah populasi monyet ekor panjang adalah 155.172 / ha dan jumlah kepadatan satwa monyet ekor panjang adalah 2.361 individu / ha yang ada di Taman Wisata Alam (TWA) Suranadi. Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa jumlah kelompok monyet ekor panjang yang ditemukan di Taman Wisata Alam Suranadi ada 3 (tiga) kelompok dan masing-masing berjumlah kelompok A sebanyak 60.251 ekor, kelompok B sebanyak 61.244 ekor dan kelompok C sebanyak 33.677 ekor. Sehingga perkiraan jumlah populasi monyet ekor panjang yang ada di taman wisata alam Suranadi adalah 155.172 ekor. Sedangkan kepadatan populasi monyet ekor panjang yang ditemukan di Taman Wisata Alam Suranadi untuk kelompok A adalah 1.449 individu / ha, kelompok B sebanyak 589 individu / ha, dan kelompok C sebanyak 2.361 individu / ha. Sehingga kepadatan jumlah populasi monyet ekor panjang yang ada di Taman Wisata Alam Suranadi adalah 2.361 individu / ha.

Full Text:

PDF

References


Alikodra, H.S. 2002.Pengelolaan Satwa Liar.

Jilid I. Fakultas IPB. Bogor.

Bismark, M. 2011. Prosedur Operasi Standar

(SOP) Untuk Survei Keragaman Jenis Pada

Kawasan Konservasi. Bogor. Pusat

Penelitian dan Pengembangan Perubahan

Iklim dan Kebijakan dan Penelitian dan

Pengembangan Kehutanan Kementerian

Kehutanan Republik Indonesia.

Anonim, 1999.Hutan secara umum inventarisasi

hutan di definisikan sebagai pengumpulan

dan penyusunan data dan fakta mengenai

sumberdaya hutan untuk perencanaan

pengelolaan sumberdaya tersebut bagi

kesejahteraan masyarakat secara lestari dan

serba guna.

Anonim.2006. Rencana Pengelolaan Taman

Wisata Alam Suranadi Periode Tahun

/2026.BKSDA NTB.

Anonim. 2012. Buku informasi Kawasan

Konservasi Di NTB.BKSDA NTB.

Arifin, E. Zainal. 2003. Dasar-dasar Penulisan

Karangan Ilmiah. Jakarta: Grasindo.

De Vries, 1986. Inventarisasi hutan merupakan

suatu teknik mengumpulkan, mengevaluasi,

dan menyajikan informasi yang

terspesifikasi dari suatu areal hutan karena

secara umum hutan merupakan areal yang

luas, maka data biasanya dikumpulkan

dengan kegiatan sampling.

Ensiklopedia Indonesia.1992. Ensiklopedia

Indonesia Seri Fauna.PT. Ichtiar Baru Van

Hoeve. Jakarta.

Fachrul, M.F. 2007. Metode Sampling

Bioekologi.Buku.Buku.Aksara. Jakarta.

Hartatik, dkk., (2004). Laporan Kegiatan

Identifikasi Flora dan Penandaan/Penamaan

Pohon Taman Wisata Alam Suranadi

Kabupaten Lombok Barat.Mataram.

Krebs, C.J. 1978. Ecological

Methodology.Harper dan Row, Publisher,

New York.

Marzuki, 1989.Pengumpulan Data Primer dan

Sekunder.

Moelong dan Lexy J. 2004. Metodologi

Penelitian Kualitatif. PT. Remaja Rosda

Karya Bandung.

Mote, M. 1999.Aktivitas Harian Kelompok

Monyet Ekor Panjang (Macaca

fascicularis) di hutan Kotaraja Jayapura –

Irian Jaya.Dissertation.Faculty of

Mathematics and Life Sciences,

Cenderawasih University, Jayapura.

Odum, E.P. 1971. Fundamental of

Ecology.Third Edition.W.B. Sounders Co.

Philadelpia.

Odum, E.P. 1993. Dasar-dasar Ekologi.Gadjah

Mada University Press.Yogyakarta.

Prawira, F. 2010. Daerah Teritori Monyet Ekor

Panjang (Macaca fascicularis) di Kawasan

Taman Wisata Alam Suranadi, Kabupatenn

Lombok Barat [skripsi]. Mataram; Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,

Universitas Mataram.

Scheffrahn, W., de Ruiter, J.R., and van Hooff,

J.A.R.A.M. (1996).Genetic relatedness

within and between populations of Macaca

fascicularis n Sumatra and off – shore

islands.In :Evolution and Ecology of

Macaque Societies. Fa, J.E. and D.G.

Lindberg (Eds), Cambridge University

Press; Cambridge.

Soerynegara dan Irwanto, 1980.Kriteria yang

digunakan dalam mengumpulkan data.

Supriatna, J.A., Yanuar, Martarinza, Wibisono,

H.T., Asinaga, R., Sidik, I., and Iskandar,

S. (1996). A preliminary survey of Long–

tailed and Pig–tailed Macaques (Macaca

fascicularis and Macaca nemestrina) in

Lampung, Bengkulu and Jambi Provinces,

Southern Sumatra, Indonesia. Tropical

Biodiversity 3 (2): 131 – 139.

Sussman R.W. and Tattersall, I.

(1986).Distribution, Abundance and

Putative Ecological Strategy of Macaca

fascicularis on the island of Mauritius,

Southwestern Indian Ocean.Folia

Primatol.46: 28-43.

Thorndike, E.A. and Turner, A.S. (1998).In

search of an animal model for

postmenopausal diseases.Frontiers in

Bioscienci 3, c17-26, April 16, 1998.

van Schaik C.P. and van Noordwijk, M.A.

(1983). The special role of male cebus

monkeys in predation avoidance and its

effect on group composition. Primates 2:

-221.

van Schaik C.P., van Amerongen, A., and van

Noordwijk, M.A. (1996). Riverine refuging

by wild Sumatran long-tailed macaques

(Macaca fascicularis).In Evolution and

Ecology of Macaques Societies. Fa, J.E. and

D.G. Lindberg (Eds), Cambridge

University Press: Cambridge.

Walker, B. (2002). Hong Kong determined to

deal with monkey problem. Reuters Press

Release, April 03, 2002. Onlie at:

http://www.enn.com/news/wirestories/2002/04/04032002/reu_46836.asp

Wheatley B.P., Harya Putra, D.K., and Gonder,

M.K. (1996). A comparison of wild and

food enhanced long-tailed macaques

(Macaca fascicularis). In Evolution and

Ecology of Macaque Societies.Fa, J.E. and

D.G. Lindberg (Eds.), Cambridge

University Press: Cambridge.

Wheatley, B.P. (1999). The Sacred Monkeys of

Bali. Waveland Press. 189 pp.

Wilmot & Kamalasa, Ltd. (2001). An

Investigation Into Reported Sightings of

Macaque Monkeys in The West Sepik

Province of Papua New Guinea. Port

Moresby: Conservation International –

PNG.

Wong, M. (2002).“Fearing Gangs of Monkeys

Will Go Out of Control, Hong Kong Starts

Sterilization Program”. 17 April 2002.

Associated Press. Online

at:http://forest.org/articles/reader.asp?linkid

=9913

Wormsley, J.S., Ed. (1978). Handbooks of the

Flora of Papua New Guinea.Volume I.

Melbourne University Press.

Sahul - WWF Indonesia (2000).Long –tailed

Macaques (Macaca fascicularis). Online

at:http://www.members.tripod.com/wwwfs

ahul_cs/macaque.htm.




DOI: https://doi.org/10.33394/jss.v1i1.3630

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2018 Wahyu Nurwahid, Wahyu Yuniati Nizar